GORONTALO-(DETEKSINEWS.ID)-Kepolisian Daerah Gorontalo menyesalkan kericuhan saat aksi mahasiswa Gorontalo menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), Selasa (06/09), kemarin di Bundaran Patung Saronde, Kota Gorontalo.
Kericuhan aksi unjuk rasa mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Merah Putih itu, dipicu adanya provokasi dari orator yang menyuruh mahasiswa bergerak ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SBPU), yang tak jauh dari lokasi unjuk rasa.
Kabid Humas Polda Gorontalo Kombes Pol Wahyu Tri Cahyono, SIK dalam keterangannya menyayangkan kenapa insiden itu harus terjadi.
“Kami sangat menyayangkan hal itu bisa terjadi. Menyampaikan pendapat di muka umum itu boleh, tapi laksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Jaga ketertiban, jangan anarkis. Tapi apa yang terjadi? Si orator justru memprovokasi massa untuk menguasai SPBU. Bahkan saat dicegah ada salah satu oknum mahasiswa yang menyerang petugas dengan menggunakan tongkat bendera yang dibawanya. Guna mencegah dampak yang lebih besar, terpaksa kami melakukan tindakan tegas dengan mengamankan beberapa provokator dalam aksi unras tersebut,”ujar Wahyu.
Wahyu mengatakan, keberadaan Polri dalam pengamanan unjuk rasa itu untuk melindungi mereka yang melakukan aksi unjuk rasa dan juga melindungi orang lain yang terkena dampak dari kegiatan unjjk rasa.
“Disitu ada SPBU sangat rentan terjadi kebakaran, sehingga harus kita amankan agar tidak menjadi sasaran massa aksi. Kami pum punya prosedur dalam pengamanan unjuk rasa sesuai Peraturan Kapolri Nomor 1 Tahun 2009 tentang penggunaan kekuatan dalam tindakan kepolisian,” imbuh Wahyu.
“Ada enam tahapan mulai dari kehadiran petugas sebagai wujud pencegahan, tahap peringatan, tahap kendali tangan kosong lunak, tahap kendali tangan kosong keras, tahap kendali menggunakan senjata tumpul, senjata kimia dan jika eskalasi meningkat dan bisa membahayakan nyawa petugas dan masyarakat, tahap selanjutnya bisa menggunakan senjata api , dan tahap yang kami lakukan kemarin yaitu pengendalian dengan tangan kosong keras,”tegasnya menambahkan.
Sejauh ini, sesuai hasil pengecekan di beberapa rumah sakit, kata Wahyu melanjutkan,hanya satu anggota Polri yang terluka dan dirawat dirumah sakit Bhayangkara Polda Gorontalo.
“Sejauh ini belum ada laporan dari massa aksi yang terluka. Kami sudah cek ke beberapa rumah sakit, belum ada laporan dari massa aksi yang dirawat. Justru dari anggota kami, yakni Bripda Mohammad Fernanda Kasim yang harus dilarikan ke rumah sakit Bhayangkara. Dia dirawat karena mengalami cidera kepala bagian belakang akibat benturan benda tumpul, sehingga yang bersangkutan pingsan dan mengalami kejang-kejang,” kata Wahyu.
Wahyu menghimbau agar insiden serupa tidak terulang lagi masa yang akan datang.
“Mari kita jaga sama-sama daerah kita. Silakan unjuk rasa tapi jangan anarkhis. Kami Polda dan Polres jajaran siap memberikan pelayanan mengawal dan mengamankan. Kami bukan musuh. Keberadaan kami untuk melindungi semuanya,” pungkas Wahyu.##
Sumber : Humas Polda/PJS/D002
Editor : Hans Pieter Mahieu
(Bang TITO)