Wahyu Harisa Di Balik Karya Lukisannya ‘Perempuan Pemabuk’

Wahyu Harisa Di Balik Karya Lukisannya ‘Perempuan Pemabuk’

19 views
0

Laporan Noufryadi Sururama

Manado,(deteksinews.id)- Setiap ide akan timbul dalam berbagai macam konteks suasana. Hening, bahkan ramai pun akan menjadi penggagas kala jemari mulai bebas menari di atas media lukis.

Wahyu Harisa (25), seorang seniman lukis kelahiran Manado, 2 Juli 25 tahun lalu. Pria berperawakan sedang dan ideal, serta murah senyum ini memiliki karya-karya lukis yang terbilang bernilai jual.

“Ada beberapa karya lukis saya yang menjadi ikon dalam tiap pameran, seperti: Cantik, Humanity, Save Palestine, Perempuan Pemabuk, dan K.H Ahmad Dahlan. Saya melukis untuk menolong, menolong diri saya dari keresahan jiwa,” tutur Harisa sambil tersenyum dengan gerakan tangan yang menjadi ciri khasnya kepada wartawan media Deteksinews.id saat ditemui pada pergelaran Pameran Seni Rupa di Pojok Indie Cafe, Jl. E.A.Mangindaan No.25, Kota Manado, Sulawesi Utara (Sulut)(dekat, samping kiri IT Centre Manado), Selasa malam (24/05).

Lukisan yang dibingkai pada ukuran 40×30 cm berjudul ‘Perempuan Pemabuk’, memiliki filosofi tersendiri ketika Harisa menjelaskan kepada awak media.

“Bir mengandung arti sebagai wujud dari pandangan orang-orang tentang sesuatu yang buruk, Mawar mengartikan keindahan meski berduri, yah keindahan yang bisa melukai jika kita tak tahu cara memegangnya, dan sosok perempuan tengah terbaring di atas meja menggambarkan sifat wanita yang seharusnya dipandang tak hanya dari luarnya saja,” jelas Harisa yang memiliki genre realisme dalam seni lukis.

Sosok wanita dalam lukisan tersebut ia angkat dari kisah nyata, menceritakan tentang sosok seorang yang unik dari karakter, pribadi, serta pada kesehariannya.

“Namanya Anggi, si perempuan pecinta group band metal Guns N Roses. Awal mula mengenalnya dari kegiatan pecinta alam beberapa tahun lalu, seorang yang periang, religius, serta sering mengingatkan untuk sholat. Ia sosok yang tidak mau mengalah, tegas pada pendiriannya, dan pastinya unik bagi saya,” tutup Harisa.

Diketahui, lukisan ini terinspirasi dari si perempuan tersebut, ketika nanti terpisah oleh jarak setidaknya lukisan ini bisa mengenang bahwa mereka pernah saling kenal. Wahyu Harisa juga berprofesi sebagai Guru Mata Pelajaran Prakarya di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Muhamadiyah 1, Kampung Arab, Kota Manado.

(D001)

Your email address will not be published. Required fields are marked *