DETEKSINEWS.ID, Gorontalo,- Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Gorontalo menggelar kegiatan Wisuda Santri bagi 145 warga binaan pemasyarakatan, terdiri dari 117 narapidana dan 37 tahanan, yang telah menyelesaikan program pembinaan keagamaan, Rabu(12/11/2025).
Kegiatan ini menjadi puncak dari program pembinaan keagamaan yang dilaksanakan secara berkelanjutan di lingkungan lapas sebagai wujud upaya pembinaan moral dan spiritual bagi para warga binaan.
Kepala Lapas Kelas IIA Gorontalo, Sulistyo Wibowo menyampaikan, apresiasi dan kebanggaan atas semangat para warga binaan dalam mengikuti program pembinaan kepribadian ini.
“Wisuda santri ini bukan sekadar seremoni, tetapi momentum penting dalam perjalanan pembinaan spiritual warga binaan. Kami berharap ilmu yang didapat dapat menjadi bekal setelah bebas nanti, agar mereka dapat menjadi pribadi yang lebih baik dan bermanfaat bagi masyarakat,” ungkap Sulistyo.
Ia menegaskan, bahwa kegiatan seperti ini merupakan bagian dari strategi pembinaan menyeluruh yang menekankan keseimbangan antara pembinaan mental, spiritual, dan kemandirian.
“Kami tidak hanya fokus pada pembinaan keterampilan kerja, tetapi juga memberikan perhatian penuh pada pembinaan keagamaan. Karena kami meyakini bahwa perubahan perilaku yang sejati harus berangkat dari perubahan hati dan pola pikir. Inilah yang menjadi dasar kami dalam membina mereka,” tambahnya.
Sulistyo juga mengungkapkan, bahwa keberhasilan program keagamaan ini tak lepas dari dukungan berbagai pihak, mulai dari Kementerian Agama, Pondok Pesantren mitra, hingga para ustaz yang konsisten memberikan bimbingan di dalam lapas.
“Kami menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah bersinergi dalam pelaksanaan program ini. Semoga sinergi yang telah terbangun dapat terus berlanjut agar pembinaan warga binaan semakin berkualitas dan berkelanjutan,” ucapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Kalapas juga berpesan kepada 145 santri yang diwisuda agar terus menjaga semangat belajar dan mengamalkan nilai-nilai kebaikan dalam kehidupan sehari-hari.
“Saya berpesan kepada seluruh santri yang hari ini diwisuda, jangan berhenti belajar. Jadikan ilmu agama sebagai pedoman hidup, karena ilmu itulah yang akan menjadi cahaya dalam setiap langkah kita. Jadikan pengalaman selama di lapas ini sebagai pelajaran berharga untuk memulai lembaran baru yang lebih baik,” tutur Sulistyo.
Salah satu peserta wisuda, Alfian Arisandi Sidiki mengungkapkan, rasa syukur dan haru dapat mengikuti program pembinaan keagamaan hingga akhirnya diwisuda sebagai santri.
“Saya sangat bersyukur bisa ikut dalam program ini. Banyak pelajaran yang saya dapat, terutama tentang kesabaran, keikhlasan, dan cara memperbaiki diri. Saya bertekad untuk terus belajar agama dan menjadi pribadi yang lebih baik ketika nanti kembali ke masyarakat,” ungkap Alfian.
Hms lapas Gto












