DETEKSINEWS.ID, BONE BOLANGO, – Suara tawa anak-anak berpadu dengan debur ombak terdengar di Pesisr Perairan Botutonuo. Mengenakan pelampung dan seragam sekolah, puluhan siswa SD Brilli Kids Leadership Elementary School turun ke laut dangkal.
Mereka bukan sedang bermain air, melainkan menanam harapan bibit-bibit terumbu karang.
Setiap tahun, sekolah ini membawa siswanya untuk belajar langsung dari laut Botutonuo, wilayah yang kini dikenal sebagai laboratorium alami rehabilitasi terumbu karang di Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo.
Kepala Sekolah, Ika Rahmawati Hadikum, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari pendidikan karakter dan kepemimpinan yang berbasis pengalaman nyata.
“Kami ingin anak-anak tidak hanya pintar di kelas, tapi juga punya empati pada alam. Karena itu, kami ajak mereka menanam terumbu karang bersama Pak Alinton dan kelompok masyarakat pesisir,” ujar Ika Rahmawati.
Sebelum terjun ke laut, para siswa terlebih dahulu mengikuti sesi pembelajaran singkat tentang ekosistem laut yang dibawakan oleh dosen Fakultas Kelautan Universitas Negeri Gorontalo (UNG).
Mereka belajar mengenai fungsi terumbu karang, ancaman kerusakan laut, hingga peran manusia dalam menjaga keseimbangan ekosistem.
Setelah itu, dengan bimbingan kelompok masyarakat Barrier Reef Botutonuo, anak-anak melakukan penyelaman dangkal untuk menanam fragmen karang yang telah disiapkan.
Di bawah permukaan laut yang jernih, tangan-tangan kecil itu menata potongan karang muda di atas rangka baja berbentuk heksagonal — media yang telah terbukti membantu pertumbuhan karang baru.
“Ketika mereka melihat karang hidup di bawah laut, ada rasa bangga. Mereka jadi tahu bahwa menjaga alam itu bukan sekadar wacana, tapi tindakan nyata,” kata Ika dengan penuh haru.
Program yang telah berjalan selama tiga tahun ini kini menjadi simbol kolaborasi lintas generasi — menghubungkan pengetahuan akademisi, pengalaman masyarakat pesisir, dan semangat belajar anak-anak.
Dari kegiatan sederhana di tepian laut Botutonuo ini, tumbuh bibit-bibit kepemimpinan baru yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki empati dan tanggung jawab terhadap lingkungan.
Melalui pengalaman menanam karang, mereka belajar satu hal penting: menjadi pemimpin bukan hanya soal memimpin manusia, tapi juga menjaga bumi tempat manusia berpijak.
Zacky – D002
