Tim
GORONTALO POHUWATO, deteksinews.id – PETI di sejumlah wilayah Kabupaten Pohuwato makin seksi dan ramai di pertontonkan seolah sulit tersentuh hukum.
Eloknya persoalan pertambangan Tanpa Ijin di wilayah Bumi Panua ini, seakan tidak akan pernah habis untuk dibahas.
Menariknya, mulai dari dampak lingkungan, sosial, BBM bersubsidi, pungli dan lain sebagainya.
PETI yang berada di wilayah Taluditi menjadi seksi karena beraninya sejumlah alat escavator yang tak peduli dengan bencana, dan memaksa beroperasi di km 60 wilayah desa Puncak Jaya.
Ini yang terus digaungkan serta dituntut untuk ditertibkan, padahal PETI bukan hanya disana saja, sebut saja di Desa Balayo Kecamatan Patilanggio dan sejumlah titik lokasi di Kecamatan Buntulia.
Padahal menurut Anto Margarito pemerhati lingkungan Gorontalo, kedua lokasi tersebut, justeru jaraknya dekat dengan kantor Aparat Penegak Hukum (APH) maupun pemerintah Daerah Pohuwato, dan hingga saat ini, masih saja beroperasi dengan bebas.
“Kalau hanya alasan ada korban jiwa, PETI di wilayah lain juga pernah memakan korban jiwa, bahkan ada yang sampai merusak fasilitas pipa distribusi air minum milik PDAM,” ungkapnya
Intinya kata Anto, bila optimal menertibkan, jangan ada diskriminasi namun harus ditertibkan semua secara serentak.
APH dan pemerintah daerah Pohuwato dengan sumber dayanya, mampu melakukan hal itu.
“Ini sama dengan pepatah semut diujung kuku kelihatan, gajah didepan lagi makan tak tampak,” pungkasnya.
Hal yang sama.juga di ungkapkan Harson Ali aktifis Lembaga Aliansi Indonesia (LAI)
Aktifis Lembaga Aliansi Indonesia (LAI) sesalkan kerusakan lingkungan di Kecamatan Taluditi serta wilayah lainnya yang ada di Pohuwato, akibat aktifitas Pertambangan Emas Tanpa Izin.
Hal ini ditegaskannya, Selasa (28/11/23) ketik berbincang dengan awak media ini.
Kata Harson, maraknya aktifitas alat berat jenis escavator di sejumlah wilayah di kecamatan Taluditi, akibat lemahnya pengawasan dan tindakan pemerintah desa, kecamatan dan kepolisian di wilayah tersebut.
Nandar/vanda/Muzamil/D002/Tim
