
Kota Gorontalo, DETEKSINEWS.ID – Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Jis Care, Ichsan Naway, angkat bicara terkait polemik sistim kuota zona priorutas Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tingkat SMA, di Kota Gorontalo.
Menurut Ichsan, di Kota Gorontalo sendiri, terdapat sekolah yang menjadi faforit anak-anak dan orang tua calon siswan baru untuk mendaftar, yakni SMA Negeri 1 Gorontalo dan SMA Negeri 3 Gorontalo.
“Namun setelah kami telusuri, SMA Negeri satu dan SMA Negeri 3 itu saat ini sudah melebihi kuota. Pendaftar di SMA Negeri 1 itu sudah mencapai lebih dari 900 orang, sedangkan di SMA Neger 3, telah mencapai lebih dari 1.300 orang,” tutur Icsan, Kamis (26/06/2025).
Lebih lanjut Icsan menjelaskan, animo masyarakat yang sangat tinggi mendaftarkan anaknya di dua sekolah tersebut, tidak mungkin dapat terakomodir semua.
“Untuk itu pemerintah, melalui Dinas Pendidikan Provinsi Gorontalo mengakomodir hal ini lewat sekolah-sekolah yang lain. Seperti contoh, yang berdomisili di daerah Tamalate, itu zonanya masuk di SMA Negeri 5,” jelas Ichsan.
Ichsan menghimbau, orang tua calon siswa baru, tidak memaksakan untuk masuk ke sekolah SMA Negeri 1 Gorontalo dan SMA Negeri 3 Gorontalo lagi, sebab pendaftaran di kedua sekolah tersebut sudah melebihi kuota.
“Dari bidang SMA Dinas Pendidikan Provinsi itu mereka kelabakan menerima calon siswa baru ini, sebab ruang kelas di kedua sekolah itu belum ada penambahan-penambahan,” ujar Ichsan.
Ichsan meyakini, kualitas seluruh sekolah tingkat SMA di Kota Gorontalo itu sama, sehingga tidak ada alasan yang mendesak harus sekolah di kedua sekolah tersebut, selain karena zona dan kuota.
“Jadi kami berharap, masyarakat mengikuti aturan yang telah ditetapkan. Jangan sampai, anak-anaknya jadi terlambat mendaftar masuk sekolah, hanya karena persoalan mencari sekolah yang diidolakan,” ibuh Ichsan.
Ichsan berharap, pemerintah Provinsi Gorontalo membuat seluruh sekolah-sekolah SMA, SMK, dan MA di Kota Gorontalo, menjadi sekolah terfaforit seperti SMA Negeri 1 Gorontalo dan SMA Negeri 3 Gorontalo.
“Supaya, masyarakat juga tidak pilih-pilih dalam menyekolahkan anaknya di mana. Buatlah kegiatan yang menarik di sekolah-sekolah lain, atau mengikutsertakan mereka pada kegiatan nasional yang dapat menjadi nilai tambah sekolah itu, sehingga mereka dapat dilirik masyarakat sebagai sekolah idola,” tandasnya.
*Reporter : Mohamad Yusrianto Panu*