
Popayato, DETEKSINEWS.ID – Praktik Pertambangan Tanpa Izin (PETI) di wilayah Popayato Grup, khususnya di Popayato Barat, kembali menjadi sorotan.
Aktivitas PETI di kawasan KM 18 makin tak terkendali dan menuai keresahan masyarakat, terutama mereka yang terdampak
Putra daerah sekaligus aktivis lingkungan, Wawan Lahanja, kembali angkat bicara terkait lemahnya penegakan hukum di wilayah tersebut.
Ia menilai aparat di bawah naungan Polsek Popayato Barat gagal menjalankan fungsinya secara maksimal.
“Sekali lagi saya tegaskan, untuk wilayah hukum Popayato Barat—lebih spesifik di Polsek Popayato Barat—proses penegakan hukumnya sangat tidak relevan dalam menangani praktik PETI. Maka dengan tegas saya meminta Kapolda Gorontalo untuk mencopot Kapolsek Popayato Barat karena tidak becus menangani permasalahan ini,” tegas Wawan.
Wawan juga menyampaikan bahwa tuntutan ini akan dibawa dalam aksi demonstrasi jilid 3 yang akan digelar di Mako Polda Gorontalo dalam waktu dekat.
“Ini akan menjadi salah satu poin penting dalam aksi kami nanti. Saya berharap ini menjadi perhatian serius bagi Kapolda Gorontalo, karena di hadapan beliau langsung, ada anggotanya Kapolsek Popayato Barat yang membiarkan praktik PETI di KM 18 tetap berlangsung. Padahal, baru-baru ini terjadi insiden pembacokan di wilayah tersebut,” ungkapnya.
Wawan pun menegaskan perlunya tindakan tegas dari Kapolda Gorontalo terhadap aparat yang melakukan pembiaran.
“Dengan kondisi penegakan hukum yang tidak maksimal di wilayah Polsek Popayato Barat, serta adanya pembiaran terhadap maraknya PETI, saya kira sudah saatnya Kapolsek dimutasi atau bahkan dicopot dari jabatannya,” tutup Wawan
MF-D002