Laporan: Bang Tito
KOTA GORONTALO, (DETEKSINEWS.ID)-Pasangan Adhan Dambea-Achmad Monoarfa nampaknya kini mulai digadang berpasangan pada Pemilihan Wali Kota (PILWAKO) Gorontalo 2024 mendatang.
Ide memasangkan Adhan Dambea yang kini Anggota DPRD Provinsi Gorontalo dan Achmad Monoarfa, Ketua DPC PPP Kota Gorontalo, datang dari sejumlah fungsionaris PPP.
Husain Hasan, salah satu unsur Wakil Ketua DPC PPP Kota Gorontalo, melontarkan pernyataan mengagetkan publik Kota Gorontalo. Ia berpandangan, Adhan Dambea dan Achmad Monoarfa sangat layak menjadi pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Gorontalo, pada Pilwako 2024 mendatang.
“Menurut saya, dua tokoh ini sangat layak menjadi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Gorontalo 2024-2029,” ucap pria yang akrab disapa Haji Ucheng ini kepada DETEKSINEWS.ID, Rabu (05/07), Siang tadi di kantor DPC PPP Kota Gorontalo.
Haji Ucheng bahkan menggagas jargon pasangan tersebut adalah “ADAM”. ADAM merupakan akronim dari Adhan Dambea dan Achmad Monoarfa.
“Saya kira jargonnya adalah ADAM. Dan itu sangatlah tepat,’ katanya.
Ketika disinggung terjadinya perseteruan politik antara Adhan Dambea dan Achnad Monoarfa 2009 silam, Haji Ucheng menjelaskan, dalam politik, semua bisa saja terjadi.
“Semua orang tahu, dalam politik, yang abadi hanyalah kepentingan,” tuturnya singkat yang turut pula diaminkan Ketua PAC PPP Kota Selatan, Rudi Katili serta Ketua PAC Kota Barat, Kasman Luawo.
Lain halnya dengan Taufik Sajiman. Pria yang juga kader PPP ini justru memiliki pandangan berbeda.
“Kalau menurut saya, kedua tokoh itu jangan kedua duanya di eksekutif. Idealnya, Pak Adhan Wali Kota, dan Pak Achmad Monoarfa Ketua DPRD Kota,” tukasnya.
Soal wacana memasangkan Adhan Dambea dan Achmad Monoarfa, menjadi sebuah hal yang nyaris di luar kalkulasi politik publik.
Bukan tanpa alasan, peristiwa politik di Kota Gorontalo 2009 silam diklaim sebagai pemantik dendam politik berkepanjangan pada diri Achmad Monoarfa.
Betapa tidak, Adhan Dambea–Wali Kota Gorontalo kala itu–disebut-sebut dan dituduh sebagai “aktor” di balik gagalnya Achmad Monoarfa melenggang ke Gedung Andalas sebagai anggota DPRD Kota Gorontalo 2009-2014, hingga terjadinya aksi protes Achmad Monoarfa dengan mengajak duel Adhan Dambea.
Namun demikian, bukan Adhan Dambea dan juga bukan Achmad Monoarfa jika tidak memiliki jiwa dan karakter politik.
“Sampai saat ini, hubungan kami baik-baik saja. Tidak ada sekat antara kami,” ujar Achmad Monoarfa saat disambangi di kantornya kepada Wartawan DETEKSINEWS.ID, Rabu (05/07) Sore tadi.
Menurut Madi–sapaan akrab Achmad Monoarfa, sejatinya politik dijadikan sebagai wahana untuk mempererat hubungan silaturrahim lewat komunikasi berkelanjutan demi kepentingan umat.
“Pada prinsipnya, politik itu adalah wahana komunikasi untuk kepentingan umat. Bukan sebagai ajang untuk saling memusuhi sesama anak bangsa,” urai politisi santun ini.
Achmad Monoarfa justru menilai bahwa Adhan Dambea merupakan petarung ulung dan dalam masa kepemimpinannya, wajah Kota Gorontalo mengalami perubahan drastis.
“Pak Adhan itu petarung ulung. Dan, dalam masa kepemimpinannya, terjadi perubahan drastis di Kota Gorontalo. Saya obyektif menilai hal itu. Penilaian seperti itu adalah hal yang biasa jika dilakukan oleh para pendukung fanatisnya. Tapi jika saya yg sempat berseteru dengam beliau memberi penilaian seperti itu, memang bukan hal yang lumrah terjadi,” kata Achmad panjang lebar.
Ditanya soal kesiapannya berpasangan dengan Adhan Dambea, Achmad menegaskan akan siap lahir batin. Ia bahkan akan mengerahkan pelbagai sumber kekuatan politiknya untuk memenangkan.
Namun demikian, kata Achmad, ini akan butuh proses yang panjang sesuai mekanisme internal kedua partai.
“Ada mekanisme internal yang harus ditempuh dan wajib dilaksanakan untuk mengerucutkan nama pasangam calon untuk ditetapkan sesuai kewenangan partai. Dan jika keputusan partai memerintahkan saya untuk jadi pendamping pak Adhan, wajib hukumnya untuk saya laksanakan,” pungkas Achmad. ##