Atap Bocor, Plafon Retak: Laboratorium SMA 1 Biluhu Menunggu Roboh

Atap Bocor, Plafon Retak: Laboratorium SMA 1 Biluhu Menunggu Roboh

20 views
0

DETEKSINEWS.ID, Kabupaten Gorontalo – Di sudut Kecamatan Biluhu, Kabupaten Gorontalo, berdiri sebuah sekolah yang menyimpan cerita getir sekaligus harapan. SMA Negeri 1 Biluhu, rumah belajar bagi ratusan remaja pesisir, kini menghadapi ujian berat: laboratorium kimianya nyaris roboh.

Bangunan yang seharusnya menjadi ruang pengetahuan itu lebih mirip rumah tua yang menunggu ambruk. Atapnya berlubang, plafon bergelantung rapuh, dan setiap hujan deras datang, bukan semangat belajar yang tumbuh, melainkan rasa cemas. Sejak 2015, kondisi gedung terus memburuk tanpa perbaikan berarti.

Laboratorium kimia akhirnya terpaksa dipindahkan ke ruang biologi. Namun, ruangan pengganti itu tak pernah benar-benar bisa menggantikan. Peralatan yang ada hanya digunakan sebatas pengenalan singkat, itupun dengan penuh keterbatasan. Para siswa belajar dengan rasa was-was, seolah pengetahuan harus dipertaruhkan bersama keselamatan mereka.

Beban kekhawatiran juga dirasakan para orang tua. Mereka mendesak agar ada langkah cepat, sebab keselamatan anak-anak tak boleh menunggu bencana.

SMA Negeri 1 Biluhu kini menampung 329 siswa dalam 11 rombongan belajar, angka yang cukup besar untuk ukuran sekolah di pesisir. Fasilitas semestinya menopang masa depan mereka, bukan justru menjadi ancaman.

Sebagai kepala sekolah yang baru beberapa bulan menjabat, Simon Dai menyadari betapa berat tanggung jawab yang kini ia pikul. Ia tahu sekolah bukan sekadar ruang kelas, melainkan wajah harapan masyarakat Biluhu.

“Untuk sementara, laboratorium kimia masih kami pakai sebatas pengenalan dasar. Peralatannya masih ada, tapi penggunaannya kami batasi supaya tidak berlama-lama,” ujar Simon Dai kepada wartawan di ruang kerjanya, Jumat (26/9/2025).

“Sejauh ini memang sudah ada sinyal dari dinas. Bahkan sebelumnya sempat ada konfirmasi menanyakan status sekolah ini, mungkin sebagai persiapan untuk rehab. Kami tentu berharap segera ada tindak lanjut,” sambungnya.

Bagi masyarakat Biluhu, sekolah ini lebih dari sekadar tempat menimba ilmu. Ia adalah simbol kebersamaan, wadah harapan, dan warisan yang harus dijaga. Di balik dinding retak dan plafon yang hampir runtuh, tersimpan semangat anak-anak yang terus menyala. Mereka menunggu, dengan sabar namun penuh harap, agar ada tangan-tangan yang peduli membangkitkan kembali ruang belajar itu.

Sebab di setiap tetesan hujan yang menimpa atap bocor itu, ada doa yang dipanjatkan: semoga pendidikan di Biluhu tidak ikut runtuh bersama gedung yang rapuh.(*)

Penulis: Hans Pieter Mahieu (dihimpun dari berbagai sumber)

Your email address will not be published. Required fields are marked *