
deteksinews.id, GORUT – Calon Bupati Gorontalo Utara (Gorut), Thariq Modanggu, menyentil dugaan skenario bagaimana dirinya dan Partai Golkar dijegal agar tidak bisa ikut berkompetisi di Pilkada 2024.
Dugaan Thariq ini, diungkapkannya lewat orasi politiknya pada kampanye monologis, Calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Gorut, Thariq Modanggu dan Nurjana H Yusuf, di lapangan Desa Leboto, Kecamatan Kwandang, Kabupaten Gorut, Jumat [22/11].
Namun skenario itu ungkap Thariq, gagal dengan kuasa Tuhan lewat putusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia yang merubah ambang batas pencalonan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah 2024 sehingga berdampak drastis pada konstalasi politik di daerah itu.
“Skenario mengangkat harga kursi, dari Rp. 250 juta sampai Rp. 500 juta satu kursi untuk menghalangi Partai Golkar dan Thariq Modanggu maju kembali di Pilkada. Melalui Mahkamah Konstitusi, terjadi keajaiban yang memberi kesempatan, bukan hanya kursi tetapi suara rakyat yang telah digunakan untuk pemilihan legislatif bisa menfadtarkan calon,” ungkap Thariq.
Mantan Panglima Pembentukan Kabupaten Gorontalo Utara itu juga mengungkapkan, keajaiban kedua yang muncul dalam perjuangan dirinya bersama rakyat Gorut untuk mengukir sejarah membebaskan Kabupaten Gorut dari jajahan “tengkulak politik”, adalah dukungan masyarakat Gorut yang berjubel untuk dirinya dan Nurjana meski dihujani dengan berbagai hujatan dan hinaan.
“Berbagai upaya dilakukan agar Thariq Modanggu dan Nurjana Yusuf yang sudah mendaftar di KPU, dihajar dengan berbagai tudingan, dihajar dengan berbagai fitnah, dihajar dengan berbagai hujatan, tapi Alhamdulillah hari ini, Jumat tanggal 22 hari ini, kita menjadi sejarah ditempat ini untuk memulai kemenangan,” imbuhnya disambut pekikan nomor 2 oleh massa kampanye.
Calon Bupati dengan nomor urut 2 itu menyebut, masyarakat yang memadati lapangan Leboto hingga meluber keluar lapangan untuk mengikuti kampanye monologis pasangan Thari-Nurjana kali ini, adalah massa terbesar dalam sejarah kampanye di Kabupaten Gorut.
“Lebih besar dari massa Tafakur, dan lebih besar dari massa Ru’ya, maka saya yakin Insya Allah ini adalah jawaban atas keajaiban untuk memenangkan Pilkada,” ujar Thariq yang kemudian diaminkan oleh massa kampanye.
Politik saat ini hampir selalu identik dengan permusuhan dan perpecahan, akan tetapi politik yang ditunjukan oleh pasangan Thariq-Nurjana sangat berbeda karena merekatkan dan bukan meretakkan.
“Orang-orang yang dulunya berhadapan, orang-orang berlawanan, orang-orang bermusuhan, sudah menyatu dan bersama-sama dalam paket Bercahaya (Thariq-Nurjana),” imbuh Thariq. D003