Oleh : “Gamaria Djura”
Tak semua cinta perlu diucapkan dengan kata. Ada yang hadir dalam bentuk kerja keras, pengorbanan, dan tanggung jawab yang tak pernah usai. Itulah cinta seorang Ayah Risman Tolingguhu, sederhana, senyap, tapi nyata.
Di tengah hiruk-pikuk kehidupan keluarga, sering kali sosok ayah berada di balik layar.
Ia mungkin tidak sehangat pelukan ibu, tidak selalu pandai menenangkan dengan kata-kata, namun kehadirannya adalah tiang yang menegakkan rumah, bahu yang menahan beban, dan tangan yang selalu siap menuntun ketika kita goyah.
Bagi banyak anak, ayah adalah sosok yang tegas dan kuat. Kadang ia jarang tersenyum, jarang berkata lembut, tapi di balik sikapnya yang keras tersimpan kasih yang tulus. Ia bangun lebih pagi dari siapa pun, berangkat kerja tanpa banyak bicara, dan pulang ketika semua sudah beristirahat. Bukan karena tak ingin dekat, tetapi karena ia mencintai dengan cara yang berbeda dengan tanggung jawab.
Mungkin kita pernah salah paham, mengira ayah tidak peduli. Padahal, ia hanya tak pandai menunjukkan perasaan. Ia menyimpan kekhawatiran di balik diam, menahan lelah agar keluarga tetap tenang. Bahkan ketika dunia seolah berat di pundaknya, ia tetap berdiri kokoh agar anak-anaknya bisa tumbuh dengan rasa aman.
Perubahan zaman membawa cara baru bagi ayah untuk menunjukkan kasihnya. Tak sedikit ayah yang kini belajar menyeimbangkan karier dan keluarga, membuktikan bahwa menjadi ayah bukan sekadar “memberi”, tapi juga “hadir”.
Tak perlu hadiah mewah atau pesta besar untuk merayakan Hari Ayah. Kadang, sapaan lembut, secangkir kopi hangat, atau sekadar ucapan “Terima kasih, Yah” sudah lebih dari cukup.
Karena bagi ayah, kebahagiaan sejati adalah melihat keluarganya bahagia dan anak-anaknya tumbuh menjadi pribadi yang baik.
Cinta ayah mungkin tak seindah puisi, tak sehangat pelukan, tapi justru di sanalah letak keindahannya, cinta yang kuat, tenang, dan abadi. Hari Ayah Nasional bukan hanya perayaan, tapi juga ajakan untuk kembali menyadari: tanpa kasih seorang ayah, mungkin langkah kita tak akan sejauh ini.
Selamat Hari Ayah Nasional.
Untuk setiap langkah, setiap peluh, dan setiap doa yang tak pernah terdengar “Terima Kasih Ayah” engkau selalu menjadi pahlawan pertama dalam hidup kami.












