Dari Sawah Klaten ke Gorontalo: Kisah Gigih Membangun Asa

Dari Sawah Klaten ke Gorontalo: Kisah Gigih Membangun Asa

16 views
0

Berawal dari pematang sawah di Desa Tlingsing, Cawas, Klaten, Jawa Tengah, seorang pemuda bernama Subandriyo menapak jalan panjang yang penuh liku sebelum akhirnya menjemput sukses di tanah rantau.

Lahir pada 14 Agustus 1975 dari pasangan Ahmad Mursidi dan Mujiyem, sejak kecil ia sudah akrab dengan aroma tanah basah dan terik matahari. Usia yang seharusnya dihabiskan bermain, banyak ia lewati membantu orang tua mencangkul dan menanam padi.

“Pulang sekolah kadang langsung ke sawah. Kalau musim panen malah bisa sampai malam, bantu angkat gabah,” kenangnya, Jum’at (4/7/2025) kepada Deteksi News pelan, seolah kembali melihat masa lalunya yang penuh perjuangan.

Setelah lulus SMA Muhammadiyah Pedan, dorongan untuk mengubah nasib membawanya merantau jauh ke Gorontalo. Di tanah yang asing, ia melanjutkan kuliah di ASMI Bina Taruna sambil berjualan kain keliling untuk memenuhi biaya hidup. Setiap hari menenteng barang dagangan, menahan panas dan hujan, menjadi bagian dari kesehariannya.

Namun tak selamanya roda usaha berputar naik. Pernah, ajakan teman untuk berbisnis kayu gaharu membawanya hingga ke pedalaman Kalimantan Timur. Bukannya untung, ia justru jatuh bangkrut, terpaksa cuti kuliah satu semester, hingga beasiswa yang semula jadi harapannya pun dicabut.

Dengan sisa-sisa semangat, ia pulang lagi ke Gorontalo. Tak malu untuk memulai dari bawah, menata usaha sedikit demi sedikit hingga akhirnya mampu membuka toko UD. Semoga Jaya di Telaga. Dari sana, usahanya terus berkembang hingga mendirikan CV. Semoga Jaya Makmur yang bergerak di bidang konstruksi bangunan.

Kini, bersama sang istri Ana Fitriani dan tiga anak mereka, ia memetik buah kerja keras yang tak kenal lelah. Tapi baginya, kunci utama keberhasilan bukan semata soal usaha.

“Semua ini berkat kerja keras dan doa orang tua. Dulu saya cuma bantu di sawah, sekarang Alhamdulillah sudah bisa buka usaha sendiri,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca, menahan rasa haru.

Kisah hidupnya memberi pelajaran sederhana tapi dalam: seberat apa pun jalan yang harus ditempuh, restu orang tua dan kerja keras tak pernah mengkhianati hasil.(*)

Your email address will not be published. Required fields are marked *