“Buntut arogansi oknum anggota TNI, yang mengeluarkan tembakan peringatan saat berhadapan dengan masyarakat”
GORONTALO POHUWATO, deteksinews.id – Arogansi salah satu oknum anggota TNI yang bertugas melakukan pengamanan pada PT Loka Indah Lestari (LIL) mendapat perhatian serius dari Dandim 1313 Pohuwato Letkol Inf. Ariwibowo Dwi Hartanto.
Kejadian tembakan peringatan tersebut membuat terkejutnya warga atas tindakan oknum anggota.TNI itu.
Dandim 1313 Pohuwato Letkol Inf. Ariwibowo Dwi Hartanto, Rabu (20/8/24) rencananya akan mendatangi Lokasi kejadian serta akan memberikan arahan kepada anggota TNi yang saat ini mendapat surat perintah menjaga areal perusahan kelapa sawit diwilayah PT. loka indah lestari.
Selain memberikan pembinaan kedatangan Dandim juga bertujuan meredam situasi.
Pihaknya kata Dandim, akan memberikan arahan dan tindakan tegas kepada anggota TNI yang bertugas bila melakukan tidak sesuai SOP.
Ini terangnya, jangan terulang lagi, dan pihaknya juga akan memberikan pemahaman kepada masyarakat, bahwa perlakuan tersebut hanya dilakukan oknum yang masih pemula dan tidak perlu dikhawatirkan.
“TNI cinta rakyat, dan saya akan ke Popayato untuk mengkonfirmasi kejadian serta memberikan arahan kepada Anggota TNI yang mendapatkan tugas sebagai pengamanan diwilayah areal perusahaan PT.Loka indah lestari.” Tegas perwira menengah ini.
Dalam waktu dekat ini urai Dandim, pihaknya akan kunjungi PT LIL, dengan harapan agar kiranya masyarakat tetap menjaga solidaritas serta kondusif.
“PT LIL Klarifikasi Penembakan Peringatan Oknum Anggota TNI”
PT LIL tanggapi kontroversi soal polemik pemblokadean jalan yang berujung pada tembakan peringatan di jalan akses milik perusahaan yang berada di wilayah KM 8, Kecamatan Popayato pada Minggu (20/8) kemarin.
Manager legal PT. LIL, Freddy P. Simamora menyampaikan bahwa pihak perusahaan sudah menerapkan sistem pengamanan sesuai SOP.
Pihaknya kata Simamora, tidak mendukung pihak manapun untuk melakukan aktivitas yang berkaitan dengan Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di wilayah HGU milik perusahaan.
“Perusahaan sudah berkomitmen dan tidak mau ada aktivitas PETI menggunakan alat berat di kawasan HGU. Kami pun tidak mau citra kami jadi tercemar akibat adanya aktivitas PETI tersebut,” ujarnya, Rabu (21/8/2024).
Freddy mengatakan, polemik yang memicu keluarnya tembakan peringatan dari Aparat Pengamanan yang bertugas di wilayah perusahaan disebabkan oleh salah seorang oknum yang diduga terlibat aktivitas PETI hendak menerobos ke HGU milik perusahaan.
“Karena kami tahu yang bersangkutan ini terlibat Aktivitas PETI didalam kawasan HGU perusahaan, kami pun tidak mengizinkannya. karena tidak diizinkan itulah oknum tersebut bersama rekan-rekannya melakukan konfrontasi dengan cara memblokade jalan akses perusahaan,” tandasnya.
Menurut Freddy, tembakan peringatan yang dikeluarkan pihak Aparat disebabkan karena jenuh dengan tingkah oknum yang terlibat PETI tersebut.
“Kami maklumi karena mereka (Aparat Pengamanan) juga manusia, mungkin mereka sudah dalam keadaan stress dan jenuh, makanya para aparat ini jadi terkonfontasi kemudian melakukan tembakan peringatan ke atas dengan peluru hampa,” tuturnya.
Freddy menyampaikan, polemik yang terjadi telah sepenuhnya dituntaskan oleh pihak perusahaan.
Usai melakukan blokade jalan di KM 8 kata Simamora, oknum itu telah diundang oleh pihak perusahaan ke pos security untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Sementara itu saat dikonfirmasi, Eko mengatakan bahwa polemik yang sempat terjadi di jalan akses perusahaan tersebut disebabkan karena adanya miss komunikasi.
“Kejadian pemblokiran itu bentuk dari kesalahpahaman dari emosi. Memang waktu itu saya mau naik, saya pikir prosedur dari perusahaan masih sama seperti sebelum-sebelumnya ternyata sudah berubah dan saya tidak mengetahuinya,” ujarnya.
Eko pun menceritakan kronologi dimana dirinya hendak pergi untuk memperbaiki alat berat miliknya yang rusak dan akan menurunkan alat berat tersebut namun tidak mendapatkan izin dari pihak perusahaan.
“Saya ingin memperbaiki alat dan akan menurunkannya dari lokasi, dan tidak diberikan izin pada hari itu, akhirnya secara spontanitas saya emosi dan kebetulan ada kebun milik saya, dis
dan menjadi akses perusahaan maka saya mengambil tindakan untuk melakukan penutupan kebun itu,” jelasnya.
Eko pun mengatakan bahwa saat melakukan blokade, hanya inisiatif dari dirinya sendiri dan tidak ada yang tunggangan.
“Yang ikut anak buah saya berjumlah 7 orang termasuk operator, tapi hanya saya sendiri yang memblokade jalan itu, dan saya tidak suruh ikut campur mereka. mereka hanya jadi penonton saja,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Eko menyampaikan bahwa permasalahan tersebut sudah diselesaikan secara damai bersama pihak perusahaan PT. LIL.
“Saya dengan pihak perusahaan sudah ada penyelesaian, jadi usai kejadian itu saya diundang ke pos perusahaan. disitu saya diberikan penjelasan oleh mereka dan mereka akan upayakan jalan keluar terbaik terhadap permasalahan ini,” pungkasnya.
Vanda/Nikson/D002.
