KAB. GORONTALO (DETEKSINEWS.ID) – Nasir Zain, Kepala Desa Biluhu Timur, Kecamatan Batudaa Pantai, Kabupaten Gorontalo dua periode ini, kini didapuk lagi sebagai Calon Kepala Desa untuk periode ketiga.
Ternyata, memegang kendali pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan di Biluhu Timur menjadi kenikmatan tersendiri bagi sosok kritis yang senantiasa selalu berada didepan membela kepentingan rakyatnya ini.
Dia merasa memiliki kepuasan tersendiri menghadapi berbagai persoalan rakyatnya baik di tingkat desa mauounnpada tingkatan dan level di atasnya.
Rasa suka bercampur duka tak pelak selalu menghiasa perjalanan kepemimpinanya di desa tersebut.
“Semua aspek kepemimpinam memiliki konsekuensi tersendiri. Baik itu dalam birokrasi pemerintahan maupun aspek-aspek lainnya,” ucap Nasir saat diwawancari via What’App nya, Selasa (03/02) Pagi tadi.
Menurut Nasir, menjadi pemimpin mesti memiliki telinga lebar dan muka tebal.
Pasalnya, kata Dia, menjadi pemimpin, khususnya menjadi Kepala Desa, harus berhadapan dengan karakter warga yang sangat variatif.
“Nah, untuk mengantisipasi perbedaan karakter yang sangat variatif tersebut, sangat dibutuhkan ketelatenan dan kepiawaian dalam menanganinya,” ucap pria kritis dan tegas ini.
Nasir berpenilaian, seorang Kepala Desa, sesungguhnya adalah pelayan masyarakat. Bukan malah sebaliknya, meminta untuk dilayani.
“Kepala Desa itu pelayan masyarakat, bukan minta untuk dilayani. Makanya, boleh dikatakan bahwa Kepala Desa adalah “babu” atau “pembantu” untuk masyarakat,” urai Nasir.
Dijelaskan Nasir, sebagai seorang Kepala Desa, mestinya menganggap dirinya sebagai “babu” atau “pembantu”. Artinya, masyarakat adalah “majikan” dan Kepala Desa adalah “babu” atau “pembantu”.
Pernyataan suami Karsum Ibrahim Hasan ini, memang cukup beralasan. Pasalnya, seorang Kepala Desa memperoleh gaji atas pekerjaannya melayani bersumber dari keuangan rakyat yang disebutnya sebagai “majikan”.
“Mereka (rakyat-red) yang menggaji kepala desa, berarti mereka juga yang mempekerjakan Kepala desa,” imbuhnya.
Nah, untuk itu, terang Nasir, perbaikilah pelayanan kepada rakyat.
“Dengan rakyat, sedangkan kita layani dengan baik, toh juga sering kali Kepala Desa tidak lepas dari caci maki dan hujatan rakyat, apalagi kalau Kepala Desa tidak melayani secara maksimal,” katanya.
Ketika ditanya soal rencana dan programnya untuk peride ketiga, Nasir tidak terlalu berkomentar banyak soal programnya scara mendalam.
“Saya bertitik tolak dari apa yang telah saya lakukan dua peride sebelumnya. Saya hanya berpatokan bahwa program saya adalah melanjutkan program sebelumnya,” ungkapnya.
Terkait dengan Anggaran Dana Desa dan Dana Desa, Dia hanya mengatakan, biarkan itu akan berjalan sesuai mekanisme dan program yang sudah direncanakan.
“Akan tetapi, ada hal hal yang dilakukan di luar dari apa yang telah diprogramkan lewat Dana Desa dan Anggaran Dana Desa,” urai Nasir.
Lebih jauh dikatakan Nasir, ada dua jalur yang dapat dilakukan untuk pengawalan program di luar DD dan ADD.
“Ada yang melalui jalur politik, ada juga yang melalui jalur birokrasi dan kedinasan. Dan itu tidak mengganggu program lewat DD dan ADD. Itu yang harus menjadi pekerjaan bagi saya. Dan ini sudah saya lakukan sejak dua periode sebelumnya. Saya tidak perlu mengungkap lagi apa yang saya sudah di lakukan di dua periode sebelumnya. Rakyat pasti sudah tahu semua,” pungkasnya. ## (MPH)