Vanda Waraga
POHUWATO, deteksinews.id – Tanaman industri Kenaf di perkenalkan di sejumlah wilayah di Kabupaten Pohuwato.
Hari ini Minggu (17/9/23) penanaman perdana komoditi industri Kenaf tersebut dilaksanakan di Desa Motolohu Kecamatan Randangan.
Hal ini di akui Direktur Utama PT King Putra Teratai Sri Wirnaningsih ketika berbincang dengan awak media ini.
Dikatakan Aci Naning sapaan akrab Sri Wirnaningsih, penanaman Kenaf perdana di Motolohu mendapat perhatian khusus pemerintah Kecamatan Randangan
“Alhamdulillah hadir Kadis Pertanian Kabupaten Pohuwato Kamri Alwi dan Camat Randangan Sahrudin Saleh Kades Motolohu Ulha Usulu serta sejumlah kelompok tani di wilayah tersebut.” Terang Sri Wirnaningsih
Naning menguatkan para petani, bahwa seluruh bagian tanaman bernilai ekonomi.
Sehingganya Naning mengingatkan tidak perlu ragu dan takut mengembangkan tanaman tersebut.
“PT King Putra Teratai akan membeli tanaman Kenaf setelah masa panennya, jadi tak perlu takut, pasarnya tersedia.” Ungkap Sri Wirnaningsih dihadapan kelompok tani dan pemerintah yang hadir.
“Apa itu tanaman Kenaf..? ”
Ahok Mohamad Al Fatah (Junaedi) Komisaris Utama PT King Putra Teratai menjelaskan, Kenaf (Hibiscus cannabinus L.) merupakan tanaman penghasil serat.
Selain untuk bahan baku kemasan produk-produk pertanian/perkebunan, serat kenaf dapat digunakan sebagai bahan berbagai produk, seperti: kertas, pelapis dinding, interior mobil, geo-tekstil, soil safer, fiber drain, particle board, dan reinforcement plastic.
Komoditas kenaf saat ini mendapat perhatian dari dunia industri karena semua bagian tanamannya dapat dijadikan komoditas industri yang memiliki nilai komersial tinggi.
Dengan demikian pengembang-an komoditas kenaf ke depan memiliki prospek yang sangat cerah.
Apalagi di era super-milenium nanti diharapkan dunia terbebas dari produk-produk yang menyebabkan pencemaran lingkungan.
Tanaman kenaf merupakan tanaman yang ramah lingkungan, biomassa yang dihasilkan mudah terdegradasi dalam tanah, sehingga sangat sesuai untuk dikembangkan sebagai bahan baku industri.
Hal ini juga ditunjang oleh gencarnya semangat untuk keselamatan lingkungan yang dikenal dengan “back to nature“.
D002/Muzamil Hasan