
Ranti : “Saya sudah selidiki serta klarifikasi, dan kontraktornya ternyata menggunakan dexlite dan bukan solar bersubsidi, dan itu di buktikan melalui nota pembelian.”
DETEKSINEWS.ID, Pohuwato, Gorontalo – Dugaan praktik nakal kontraktor proyek dengan anggaran mencapai Rp13,8 miliar menggunakan BBM subsidi jenis solar, di Kecamatan Randangan Kabupaten Pohuwato di klarifikasi pihak Balai Wilayah Sungai Sulawesi (BWSS) II Gorontalo.
Ranti mewakili BWSS II, Jum’at (18/10/25) kepada deteksinews.id mengklarifikasi hal tersebut.Dan benar kontraktor tidak menggunakan BBM bersubsidi jenis solar.
“Saya sudah klarifikasi, dan kontraktornya setelah di selidiki, ternyata menggunakan dexlite dan bukan solar bersubsidi seperti yang di duga dan dituduhkan, ada bukti pembelian.” Terang alumni Politeknik Unsrat Manado tersebut.
Namun Ranti merasa berterima kasih mendapat sorotan dari para aktivis muda yang notabene adalah putera kelahiran Randangan tersebut.
“Terimakasih adik adikku telah mengingatkan, dan saya bangga kalian ikut memantau pelaksanaan kegiatan tersebut, dengan memberikan masukkan yang harus menjadi perhatian kami.” Ungkapnya datar.
Magister Teknik yang juga puteri Pohuwato tersebut, memotivasi adik adiknya baik aktifis, tokoh pemuda, masyarakat dan stakeholder yang ada, agar dapat mendorong program pemerintah melalui BWSS II yang di laksanakan di daerah tersebut.
Saat ini ratusan hektare lahan di injeksi melalui percetakan sawah baru terus di optimalkan pada wilayah Desa Huyula dan Siduwonge dengan memfungsikan pengairan dari bendungan Randangan.
“Inovasi melalui sektor pertanian dan perkebunan ini harus kita dukung dan dorong untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat kedepan.” Urainya
Khusus Desa Patuhu Kecamatan Randangan terang Ranti, ada 80 ha lahan yang menjadi target program pemerintah melalui BWSS II, untuk di jadikan lahan sawah dan nantinya akan menopang target swasembada pangan kedepan.
Begitupula untuk desa Manunggal Karya terang Ranti, sehingga kehadiran program pemerintah melalui pembangunan sumur bor, akan menjadi jalan keluar bagi lahan persawahan serta holtikultura menjadi produktif.
“Target pemerintah adalah kesejahteraan rakyat melalui pengelolaan lahan pertanian secara optimal,” katanya datar.
Sehingga untuk mengoptimalkan seratusan hektare lahan sawah maupun holtikultura di Desa Manunggal Karya dan Patuhu Kecamatan Randangan,ungkap Ranti, membangun sumur bor adalah cara untuk dapat mendorong pengairan lahan di wilayah tersebut menjadi produktif.
Dengan tujuan akhir terang Ranti, bagaimana Randangan akan menjadi salah satu daerah sentra penghasil beras dan holtikultura di Gorontalo.
BWSS II saat ini kata Ranti mengarahkan program pembangunan infrastruktur ke Randangan dan Patilanggio di antaranya, bendungan, sumur bor, irigasi dan lainnya bertujuan mewujudkan swasembada pangan sesuai yang diharapkan Bapak Presiden RI Prabowo Subianto.
“Kami berharap, berkat dukungan seluruh masyarakat dan stakeholder yang ada, target swasembada pangan khususnya di Kabupaten Pohuwato akan tercapai ” katanya optimis.
Sebelumnya salah satu warga asli Kecamatan Randangan, Mahmudin Mahmud, mengungkapkan bahwa hasil investigasi mereka mengarah pada proyek yang berada di bawah tanggung jawab Balai Wilayah Sungai Sulawesi II (BWSS II).
“Kami sudah melakukan investigasi. Proyek yang dibawah langsung oleh BWSS II ternyata masih ada hal-hal yang di luar koridor aturan,” ujarnya.
Mahmudin menegaskan bahwa berdasarkan Lampiran II Perpres Nomor 191 Tahun 2014 yang telah diubah dengan Perpres Nomor 117 Tahun 2021 dan Perpres Nomor 191 Tahun 2022, penggunaan BBM bersubsidi (JBT Solar) secara tegas dilarang untuk kegiatan usaha pertambangan, perkebunan, kehutanan, dan konstruksi (termasuk proyek pemerintah). Larangan tersebut juga mencakup alat berat, truk proyek, serta kendaraan operasional proyek.
D002