POHUWATO, (deteksinews.id) – Terkait penganiayaan ibu hamil di Pohuwato yang diduga dilakukan oknum Anggota Polres Pohuwato dan Oknum TNI, pihak Rumah Sakit Umum Daerah Bumi Panua (RSUD BP) angkat bicara.
Melalui dr. Agus Hasan, spesialis Obstetri dan Ginekologi (Kebidanan dan Kandungan), pihak RSBP menjelaskan kondisi pasien Riski Tantu saat mendapatkan perawatan medis di RSBP sejak Selasa (9/11/2021).
Saat masuk dan diterima petugas medis, yang bersangkutan kata Agus, sempat mengeluhkan sakit perut dan mengeluarkan darah beberapa hari sebelumnya.
Namun setelah dilakukan perawatan dan pemeriksaan yang meliputi pemeriksaan perut serta pemeriksaan USG, terang Agus, tim medis tidak menemukan gambaran pendarahan pada bagian dalam perut pasien.
“Artinya kondisi bayinya didalam perut. dalam posisi baik dan tidak terjadi hal yang mengkhawatirkan.,” Kata dr. Agus.
Kemudian pihaknya kata Agus, melakukan perekaman CTG, dan terlihat posisinya baik.
Nah dengan demikian terang Agus, pergerakan bayinya bagus kemudian tidak ditemukan gambaran gawat janin ataupun kontraksi berlebihan.
“Jadi kita simpulkan bahwa ini kondisi seperti dialami ibu-ibu yang lain. Tapi menurut keterangan awalnya itu agak sedikit stres begitu. Tapi kita tidak tahu ada masalahnya yang begini,” ungkap dr. Agus saat ditemui, Selasa (16/11/2021).
Agus juga menambahkan, tidak ada juga tanda-tanda kekerasan saat di lakukan pemeriksaan.
“Nah nanti besok paginya tanggal 10 itu ketemu dengan saya di perawatan. Jadi saat di perawatan itu saya sapa dulu pasien dan responnya baik,” terang dr Agus.
Berarti jelas Agus, bila yang bersangkutan kesakitan, dia tidak bisa merespon dengan bagus.
Setelah itu urai Agus, dilakukan USG lagi, dan hasilnya tetap sama, jadi motivasi dengan mengatakan setelah selesai kematangan paru dan proktektor pada bayinya, yang pasien sudah bisa pulang.
“Besok tanggal 11 itu sudah bisa pulang, tapi kenyataanya nanti tanggal 12 baru bisa pulang. Jadilah pasien itu 4 hari di rawat di RS,” Jelasnya.
Ditambahkanya pula, dari hasil pemeriksaan tidak menujukan adanya gangguan pada aliran pernafasan.
Hanya saja kata dr. Agus, kondisi syok yang dialami ibu hamil juga bisa berpengaruh pada kehamilan, bahkan bisa mempercepat proses persalinan.
“Intinya kita tidak temukan tanda-tanda luka atau tanda-tanda kekerasan.” Urainya datar.
Tapi gambaran pasien shock, kata Agus, memang betul nampak dari situ ada perasaan was was. Jadi ini faktor kontraksinya dari faktor stres tapi itu bisa terjadi pada pasien pada umumnya.
“Ibu hamil bila mengalami persalinan sebelum bulannya kalau misalnya ada stres dan faktor stresnya, bisa memicu cepatnya persalinan pasien tersebut,” tutupnya.