Masyarakat Sea Persoalkan Pembangunan Berdampak Lingkungan Dari PT BML

Masyarakat Sea Persoalkan Pembangunan Berdampak Lingkungan Dari PT BML

46 views
0

Laporan Noufryadi Sururama

Minahasa,(deteksinews.id)- Bertempat di Desa Sea, Kecamatan Pineleng, Kabupaten Minahasa, masyarakat yang tergabung dalam gerakan penolakan terhadap investasi PT. Bangun Minanga Lestari (BML) menggelar upacara adat, selasa (03/05).

Upacara adat ini merupakan bentuk solidaritas masyarakat setempat, para pelestari budaya, serta gerakan mahasiswa demi mempertahankan kawasan sumber mata air bagi keberlangsungan hidup manusia.

“Lokasi hutan Mata Air Kolongan Desa Sea itu adalah kawasan Sakral, karena didalamnya berisi mata air yang menghidupi hidup orang banyak dan pantas untuk diperjuangkan kelestariannya” tegas Rinto Taroreh selaku pelestari budaya, dan juga pernah mendapatkan Anugrah Kebudayaan Indonesia (AKI) Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2020 kepada media.

Di tempat berbeda, Juan Ratu yang merupakan Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) kepada media Deteksinews.id pada hari Kamis (06/05) menjelaskan bahwa kondisi di Desa Sea, pembangunan ini sejatinya untuk membunuh masyarakat, karena apakah dapat disebut pembangunan bila mencemari lingkungan.

“Melihat kondisi di Desa Sea, pembangunan ini sejatinya untuk membunuh masyarakat, karena apakah dapat disebut pembangunan bila mencemari lingkungan? Terutama Mata Air di Desa Sea yang menghidupi sekitar 800 Kepala Keluarga (KK) terancam musnah. Sedangkan masih dalam tahap pembangunan saja Air di Mata Air telah tercemar,” jelas Ratu.

Ratu juga menambahkan, pembangunan harus tetap jalan tapi harus melihat kondisi masyarakat dan alamnya, itulah kesemestaan hidup, ini harus dimaknai bahwa keselarasan dengan alam itulah kehidupan yang sesungguhnya.

“Kajian Amdal ini harus dikroscek, meski telah ada harus dilihat dari realitas yang ada, bagi kami persoalan lingkungan bukan jadi persoalan warga Desa Sea, tetapi kita semua sebagai masyarakat yang satu, dan persoalan ini dampaknya ada di masa depan, dan kita tidak mau dimaki-maki oleh anak cucu akibat keserakahan kita di masa sekarang yang tidak berwawasan ekologis,” tutup Ratu.

(D001)

Your email address will not be published. Required fields are marked *